
Setelah cerita ngalor ngidul seputar perjuangan menyusui Nada, sekarang sudah waktunya saya berbagi cerita dan cara menyapih Nada. Alhamdulillah, sudah tiga minggu sejak hari pertama disapih, Nada sudah semakin stabil dan meningkat kemandiriannya. Menyapih ternyata gak kalah menakjubkan dari menyusui, ada banyak kejutan dari anak saat disapih.
Sebelum cerita, bukan saya kalau gak ngalor ngidul dulu, wkwkwk. Mau protes dulu aaah, akhir-akhir ini sering banget yaa lihat caption yang diselipin kalimat, “duh anakku yang gak pernah ngusahin sejak lahir, (karena) gak bikin lecet sejak pertama menyusui, (karena) gak pernah sakit sejak dalam kandungan, (karena) gak pernah rewel, (karena) gak pernah gtm”, dan banyak karena-karena lainnya. Seriously? Anak memang bagai mutiara buat kita, orang tuanya, tapi harus banget ya melempar kalimat yang seolah ngatain kalau (anak orang lain) yang sering rewel, bikin lecet saat menyusu, gtm, sakit, berarti anak yang menyusahkan? Sebagai Ibu yang Alhamdulillah Allah kasih banyak kesempatan belajar lewat drama pengasuhan, jujur saya gak pernah menganggap semua tantangan itu sebagai kesusahan yang dibawa sama anak. Bahwa proses mengasuh anak itu banyak kejutan, ya, kadang ingin menangis, tapi itu bukan karena anak menyusahkan dong, itu mah simply karena saya yang kurang ilmu. Kita bisa kok bersyukur tanpa bawa-bawa kalimat yang implikasinya seolah melabeli orang lain yang punya beda cerita. Apalagi kalau menyangkut anak. Tapi saya percaya, kalau manusia punya potensi untuk selalu memperbaiki diri, makanya saya nyelipin pesan ini biar bisa punya andil dalam perbaikan diri kita semua, heheu.
Baiklah, sudah nyelipin uneg-uneg, sekarang mau mulai cerita proses menyapih Nada. Sejak lahir, Nada kelihatan sekali kecanduan ASInya. Saya sampai sering terlambat makan karena gak ada kesempatan untuk masak, cucian sering terbengkalai sampai ayahnya libur kuliah, karena hampir tiap tiga puluh menit Nada menyusu. Hasilnya memang nyata, dalam sebulan, kenaikan berat badannya pesat sampai dokter mengira timbangannya error, wkwkwk. Kecanduan ASI ini terus berlanjut bahkan sampai waktu penyapihan tinggal sehari, hahaha. Makanya, waktu Nada usia 18 bulan, saya sudah mulai deg-degan mencari teman seperjuangan, nanya sana-sini, baca ini-itu. Sejak usianya 18 bulan itu pula, saya mulai melakukan sounding, meski gak rutin tiap malam. Namun sounding tersebut nampak tidak ada pengaruhnya, apalagi tiap diajak ngobrol soal disapih, Nada malah melengos pergi seolah paham dan ogah disapih, wkwk.
Semakin dekat waktu menyapih, semakin sering saya bertanya dan cari referensi pengalaman dari mamak-mamak senior. Alhamdulillah semuanya ngasih masukan positif yang bikin percaya diri buat menyapih. Kalau soal gak tegaan sih sebenarnya gak, wakakakak. Karena sejak awal saya punya prinsip, kalau menyayangi anak itu bukan berarti selalu mencegah si anak dari tangisan, bukan selalu dalam bentuk mengiyakan keinginannya. Makanya, tiap jadwal imunisasi, selalu saya yang menggendong Nada, karena kalau ayahnya gak tega dan malah ngirim sinyal ‘takut’ ke Nada, ahahahaah. Terakhir, dari mommy Zlatan, saya dapat insight kalau tantrumnya anak saat mulai disapih bukan sebuah masalah, tapi justru bagian dari milestone nya anak. Makin pede lah saya untuk menyapih di usia Nada dua tahun kalender Hijriah. Nada lahir tepat di hari Idul Adha, jadi gak susah menentukan usianya berdasarkan kalender Hijriah.
Satu bulan jelang disapih, saya mulai menghentikan kebiasaan Nada menyusu sampai tertidur. Seminggu pertama penuh kehebohan dan tangisan, tapi tetap saya tatap matanya Nada dan bilang kalau sebulan lagi dia akan disapih, sebagai bagian dari perintah Allah. Meski kalah sama suara tangisnya, saya tetap lanjut menjelaskan bahwa Allah yang menciptakan kita, jadi, sudah pasti perintah Allah baik untuk kita, yah sambil memegangi Nada yang terus berontak, hehehe. Setelah seminggu berlalu, saya mulai bisa membangun rutinitas tidur untuk Nada, yaitu baca buku dan mendongeng dengan menggunakan Moonlite Story Reel. Setelah baca buku atau mendongeng, saya biarkan Nada bolak-balik di tempat tidur sampai tertidur sendiri. Oh iya, sejak lahir, saya memang membiasakan untuk tidak mengajak Nada bicara menjelang tidur, kalaupun sangat perlu, hanya berbisik. Ini ilmu dari Mel, Child Nurse area Nedlands. Gunanya, untuk mengenalkan bayi perbedaan siang dan malam. Ah hampir lupa, sejak usia 20 bulan, saya mulai membiasakan Nada tidur di kasurnya sendiri. Sebagai bagian dari latihan kemandirian jelang disapih heheheu. Masih kalah sih sama anak-anak di banyak negara lain yang bahkan tidur di kamar sendiri sejak bayi.
Malam Idul Adha tiba, sebelum tidur, saya bilang ke Nada, “Nada, besok bangun pagi sudah tidak menyusu lagi ya nak, sudah dua tahun, kita ikuti perintah Allah ya”. Ajaib, Masyaallah banget Nada bangun jam enam pagi, langsung tersenyum dan minta air putih. Saya sampaikan kalau hari itu sudah tidak boleh menyusu, kalau haus boleh minum air putih atau susu kotak, kalau lapar, bilang ke Ibu minta makan. Kami sekeluarga pun berangkat sholat IED, karena masih pandemi, saya dan Nada hanya menunggu di mobil. Selama itu, Nada sama sekali tidak minta menyusu, tidak seperti kebiasaannya. Malahan dia minta makan roti, bekal yang saya bawa, juga air mineral yang ada di mobil. Hari itu juga, Nada tidur siang cukup dengan digendong sebentar, tidak sampai lima menit sudah tertidur.
Drama dimulai saat bangun tidur siang, Nada teringat soal menyusu. Tangisannya pilu sekali, tapi saya tetap tidak goyah. Saya sudah menyiapkan dan meyakinkan diri, kalau ini bukan menyakiti anak. Tiap kali Nada berteriak, “nyusuuu”, saya jawab, “ayok nak ambil susu kotaknya, kan sudah tidak menyusu lagi sekarang”. Drama ini, terjadi minggu kedua setelah hari pertama disapih, dengan frekuensi tantrum yang terus menurun. Alhamdulillah, sudah seminggu terakhir, tiap kali sedih, yang diminta adalah susu, bukan nyusu, makannya pun semakin lahap dan gak mau disuapin sama sekali 😂.
Mengenai susu pengganti ASI, ini harus melalui tahap trial and error dulu, hahaha. Tiap anak punya preferensi berbeda, jadi usahakan membeli susu formula atau UHT dalam jumlah sedikit dulu untuk tahu mana kesukaan anak. Nada sendiri sempat minum susu formula di minggu kedua, tapi hanya tiga hari, dan tidak suka sama sekali, wkwk. Akhirnya ketemulah kesukaannya, harus rasa cokelat, dari satu merk saja. Oh iya, Nada sempat mengalami sembelit satu kali, padahal buah dan sayur tiap hari ada. Jadi, saya siasati dengan menambah frekuensi makan buah dan yakult dua botol dalam sehari, Alhamdulillah sudah tidak pernah ada masalah dengan pencernaannya.
Cara saya dalam menyapih ini sangat mungkin tidak sesuai dengan kondisi semua anak dan orang tua. Sebenarnya, saya dan suami sudah sepakat bahwa Nada akan bersama suami dulu jelang dan di awal penyapihan, namun kenyataannya tak sejalan, wkwkwk. Entah kenapa tiap tantrum minta nyusu, Nada kesal banget sama ayahnya, sampai-sampai ayahnya harus keluar kamar untuk menghilangkan diri dari pandangannya Nada, hahaha. Anehnya, kalau sudah berhenti tantrum, malah maunya main sama ayahnya, Ibu yang gak boleh ikutan 😂. Makanya, lewat tulisan ini, saya lebih mau berbagi semangat dan kepercayaan diri untuk semua Ibu yang sedang bersiap menyapih. Yok bisa yoook! Keyakinan kita kalau ini adalah hak baik yang juga bagian dari ketaatan pada Allah, insyaallah akan menyalurkan energi positif ke anak. Tantrum dan rewel bukan sebuah masalah kok, justru adalah bagian penting dari perkembangan anak kita, juga gak lama kok lelahnya menenangkan anak saat disapih, dengan niat karena Allah, pasti kita bisa deh. Yuk, bismillah mak!
Catatan: berdasarkan beberapa bacaan, saya memilih untuk menyapih dengan cinta, jadi tidak menggunakan apapun selain penjelasan. Mungkin, cara seperti membalurkan minyak, kopi, dll yang rasanya tidak enak, memang membuat anak berhenti menyusu, namun beberapa ahli menyarankan untuk menghindari cara ini karena akan menimbulkan dampak negatif pada kondisi psikis anak. Kesabaran, memang adalah koentji mak, pak, dalam menyapih inj, kudu kerjasama suami istri. Saya yang sumbu pendek ini banyak sekali belajar dari proses pengasuhan ini, meski monangeees adalah hal yang pasti, hihi.
Kebayang muka pilu Nada minta nyusu🥺 Biasanya bisa berapa menit tantruumnya? Gimana dibujuknyaaa?
Halo, apakah anda sudah punya anak mbak Tari? *digaplok* 😂. Bukan pilu lagi, sampai keringatan dong ngamuknya. Biasanya 30 menit full teriak dan ngamuk, terus moodnya baru bisa membaik setelah satu sampai dua jam. Kalau tantrum, berusaha peluk, walau dianya berontak, sambil jelaskan walau kalah volume suara. Habis itu, kalau udah selesai berontaknya, taruh di tempat tidur biarin nangis sambil terus tawarin susu kotak heheheu. Biasanya kalau nangisnya udah puas, bakal mau minum susu kotak atau malah minta makan 😂
gak kebayang maaf aku mikir2 dulu mau kawin dah
Kawin aja tapi KB wkwkwkwk