Syifaisn

Tiap Duduk di Depan Meja

  • Opini
  • Review
  • Kontak
You are here: Home / Cerita / Si Paling Harus Minta Maaf

Si Paling Harus Minta Maaf

May 2, 2022 Ditulis syifaisn

Selamat Idul Fitri 1443 H
Selamat Idul Fitri 1443 H

Entah karena faktor usia atau minimnya ibadah, Ramadan 1443 Hijriyah rasanya jadi yang tersingkat di antara semua Ramadan yang pernah kulalui. Hari ini, umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri, dan seperti biasa, ucapan permohonan maaf bertebaran ke mana pun jari menggeser layar ponsel. Lebaran kali ini bagi kebanyakan orang jadi lebih istimewa, karena akhirnya perayaan berangsur normal setelah dua lebaran sebelumnya harus berdamai dengan pandemi.

Selepas dua tahun itu pula, aku mendadak menemukan sisi filsuf di dalam diriku, haha canda, filsuf! Waktu menjalani hari-hari terkurung di rumah, jujur yang kurasakan adalah penderitaan. Aku yang suka event dan festival, mendadak harus terjebak di rutinitas dan rasa takut yang sama setiap hari. Makan seblak sambil nonton variety show Korea jadi pelarianku, sampai berat badan sempat naik tujuh kilogram! Target-target yang kususun rapi, berserakan entah ke mana sudah. Dalam rasa menderita itu pula, aku semakin hobi marah di linimasa, seperti orang yang maunya memegang kendali penuh atas dunia. Tiap melihat ke belakang, kujuluki diriku si paling taat prokes, ouch!

Tapi ternyata gak selamanya terjebak itu buruk, buktinya jebakan karantina. Bingung harus apa lagi, aku mulai serius merenungi diri, bukan sekadar ngaku-ngaku rajin evaluasi. Aku ambil beberapa kelas juga sebagai bukti keseriusan. Hasilnya, menyeramkan! Hahahaha. Melihat diri sendiri di masa kita belum berkesadaran ternyata mengerikan, sampai kusimpulkan, aku adalah orang yang paling kuhindari untuk jadi teman di muka bumi. Si paling taat prokes ternyata hanyalah salah satu dari perasaan-perasaan paling yang pernah kupunya; ada juga si paling jago parenting, si paling solehah dan agamis (backsound: ku menangiiiis), si paling jago bahasa enggres, si paling bekerja keras, si paling taat aturan lalu lintas. Istigfar ribuan kali sehari pun rasanya gak cukup tiap kali teringat perasaan-perasaan paling yang bikin aku entah berapa kali melukai perasaan orang lain, entah dengan perilaku, ucapan, sampai postingan.

Apakah setelah punya kesadaran atas diri, aku langsung berubah sat set sat set? Oh tentu tidak! Kalau ditawari super power, aku akan pilih kekuatan mengendalikan diri dibanding mengendalikan elemen-elemen bumi. Karena gak semudah itu mengendalikan diriku yang bertahun-tahun selalu reaktif, sering bertindak impulsif, bahkan punya gaya komunikasi agresif. Ada kalanya, kesadaran itu hilang, lalu aku kelepasan lagi. Buatku, ini adalah proses panjang yang kadang membuatku punya love and hate relationship dengan diri sendiri. Ya, selain mengendalikan diri, memaafkan diri sendiri ternyata sama susahnya. Saat menulis ini pun, aku jadi mempertanyakan, apakah sekarang aku malah jadi merasa si paling self conscious? Hihihi.

Tapi dalam proses menyadari diri itu juga, aku jadi berdamai dengan hal-hal dan orang-orang yang dulu sering kusalahkan sebagai penyebab berbagai trauma dan trigger. Aku belajar menerima kalau yang sudah berlalu, tidak bisa kukendalikan dan tidak perlu pengandaian. Aku juga belajar fokus pada yang bisa kukendalikan, selain diri, ya harapan, hihi. Misal, yang paling sederhana dan dekat dengan kenyataan, aku berharap orang diam di rumah selama pandemi, padahal aku bahkan gak punya kendali atas regulasi.

Beruntunglah, Allah berikan hari ini sebagai hari di mana kita gak perlu gengsi bilang maaf. Karenanya, aku mau bilang, maafkan aku ya, pasti satu, dua, atau bahkan lebih dari tiga ucapanku pernah salah, atau bahkan mungkin tulisan di blogku ada beberapa yang judgemental dan melukai, sungguh, mohon dimaafkan. Semoga lebaran ini jadi berkah untuk kita dan panjang usia agar bisa bertemu Ramadan-Ramadan selanjutnya. Taqabbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faidzin, selamat merayakan Idul Fitri 1443 H!

Dari aku, si paling harus minta maaf, hihi.

Filed Under: Cerita Tagged With: Cerita, Lebara Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari Yuk!

Kenalan yuk

Hai, selamat menikmati cerita dan diksi saya. Website ini dikelola oleh saya sendiri, ibu-ibu newbie yang sering overthinking. Jangan sungkan untuk berkomentar atau sekedar menyapa ya!

Tulisan Terbaru

  • Review PAUD Online di Sekolah Murid Merdeka
  • Si Paling Harus Minta Maaf
  • Pengalaman Lasik Mata Relex Smile di Ciputra SMG Eye Clinic
  • Cerita Ibu Newbie; Proses Menyapih Nada
  • Cerita Ibu Newbie; Perjuangan Menyusui Nada

Sosial Media

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Phone
  • Tumblr
  • Twitter
  • YouTube

Arsip

  • September 2022
  • May 2022
  • April 2022
  • August 2020
  • May 2020
  • September 2019
  • June 2019
  • March 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • August 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • December 2017

Kategori

  • Cerita
  • Opini
  • Review
  • Survival Tips Australia

Komentar

  • syifaisn on Pengalaman Lasik Mata Relex Smile di Ciputra SMG Eye Clinic
  • syifaisn on Lahiran di Australia, Gimana?
  • Dian on Pengalaman Lasik Mata Relex Smile di Ciputra SMG Eye Clinic
  • Miranda on Lahiran di Australia, Gimana?
  • syifaisn on Pengalaman Lasik Mata Relex Smile di Ciputra SMG Eye Clinic

Copyright © 2023 · Syifaisn